1. Phycomycota
Sebelum mempelajari jamur Phycomycota, lakukan kegiatan pengamatan strktur jamur tempe, sebagai contoh jamur anggota Phycomycota. Jamur yang tumbuh di tempe adalah Rhizopus sp. Di permukaan tempe kita dapati bentukan seperti kapas berwarna putih, itulah miselium Rhizopus. Jamur tempe merupakan salah satu contoh filum Phycomycota. Tubuh Phycomycota terdiri dari benang-benang hifa yang bersekat melintang, ada pula yang tidak bersekat melintang. Hifa bercabang-cabang banyak, dan dinding selnya mengandung kitin.
Selain yang hidup saprofit di tempe, Phycomycota ada yang hidup saprofit pada roti, nasi, dan bahan makanan yang lain. Ada pula yang hidup parasit misalnya penyebab penyakit busuk pada ubi jalar dan murbei.
2. Ascomycota
Ciri khusus dari jamur Ascomycota adalah dapat menghasilkan spora askus (askospora), yaitu spora hasil reproduksi seksual, berjumlah 8 spora yang tersimpan di dalam askus. Untuk mengetahui bentuk dan struktur askus dibutuhkan pengamatan yang teliti. Ukuran tubuh Ascomycota yang mikroskopis (satu sel), ada pula yang makroskopik (dapat dilihat dengan mata). Golongan jamur ini ada yang hidup saprofit, ada pula yang parasit dan ada pula yang bersimbiosis.
Ascomycota saprofit banyak yang dimanfaatkan untuk pembuatan tape, kecap, oncom, roti, dan ada pula yang diambil produknya karena menghasilkan antibiotika misalnya penisilin, dan streptomisin. Di sekitar kita sering kita jumpai jamur ini tumbuh pada biji kacang, roti, atau makanan lain. Di bekas bonggol jagung bakar atau di bekas kayu terbakar sering kita dapati jamur berwarna oranye yang menarik. Contoh Ascomycota saprofit adalah Penicillium sp, penghasil penisilin, Saccharomyces atau ragi. Contoh ragi yang terkenal adalah Saccharomyces cerevisae yang digunakan untuk mengembangkan roti. Ragi ini dapat mengubah gula menjadi alkohol dan karbon dioksida. Karbon dioksida yang terbentuk itulah yang dapat mengakibatkan terjadinya pengembangan pada adonan kue. Jika kalian menyimpan air tapai di dalam botol tertutup dan dibiarkan terus hingga seminggu, maka botol akan meledak karena tekanan dari karbon dioksida yang dihasilkannya. Air nira juga banyak mengandung Saccharomyces. Gelembung-gelembung udara yang keluar dari nira adalah gas karbon dioksida. Jika dibiarkan berminggu-minggu, air nira yang mula-mula berbau alkohol akan berubah menjadi asam cuka, yang masam rasanya. Ini disebabkan karena alkohol yang terbentuk diubah menjadi asam cuka oleh bakteri asam cuka. Berikut disajikan reaksi penguraian glukosa menjadi alkohol oleh Saccharomyces:
C6H12O6 -------> 2C2H5OH + 2CO2 + tenaga
(gula/glukosa) (alkohol) (karbon dioksida)
Jamur Penicillium hidup secara saprofit. Kadang-kadang dijumpai pada roti, kentang, kacang, atau makanan busuk lainnya. Konidianya berwarna hijau kebiruan. P. notatum dan P. chrysogenum menghasilkan zat mematikan yakni antibiotika yang disebut penisilin. Antibiotik artinya anti hidup. Untuk mendapatkan penisilin, orang mengkultur jamur tersebut pada substrat yang cocok. Lihat Gambar 4.15.
Antibiotika penisilin banyak digunakan untuk memberantas penyakit akibat infeksi oleh mikroba pada manusia. Hanya saja obat ini dapat menimbulkan kekebalan pada bibit penyakit jika digunakan kurang dari dosis anjuran dokter.
Penicillium berkembangbiak secara vegetatif dengan membentuk konidia. Konidia dibentuk pada ujung hifa. Hifa pembawa konidia disebut konidiofor. Setiap konidium dapat tumbuh membentuk jamur baru
Ascomycota parasit dapat menimbulkan penyakit baik pada manusia, tumbuhan maupun binatang. Contoh yang dapat mengakibatkan penyakit pada manusia adalah Saccharomyces yang mengakibatkan epitel mulut putih pada anak-anak yang disebut saccharomycosis,
3. Basidiomycota
Selain dua kelompok jamur yang telah kalian pelajari, masih ada jamur yang ada di lingkungan kalian yang strukturnya berbeda dengan dua kelompok jamur tadi. Ambilah jamur merah dan jamur kuping, bawa ke laboratorium dan lakukan kegiatan sebagai berikut. Jamur Basidiomycota umumnya merupakan jamur makroskopik, dapat dilihat karena ukurannya besar. Pada musim penghujan dapat kita temukan pada pohon, misalnya jamur kuping, jamur pohon, atau di tanah yang banyak mengandung bahan organik, misalnya jamur barat.
Basidiomycota ada yang dibudidayakan misalnya jamur merang dan jamur kuping. Jamur merang merupakan makanan yang bergizi tinggi.
Selain mengandung gizi, ada pula jamur yang mengandung racun dan mematikan. Jamur Amanita merupakan contoh jamur beracun yang mematikan itu. Hati-hati jika kalian mendapatkan jamur liar di hutan untuk dimakan. Guna memastikan apakah jamur itu beracun atau tidak, coba berikan terlebih dahulu ke binatang, misalnya ke ayam. Jika ayam itu mati berarti jamur itu beracun.
Contoh-contoh jamur Basidiomycota:
1) Volvariela volvacae (jamur merang) dan Agaricus sp, banyak dibudidayakan orang untuk masakan. Jamur ini ditanam pada media yang banyak mengandung selulosa, serta memerlukan kelembapan yang tinggi.
2) Auricularia polytricha (jamur kuping), hidup saprofit pada kayu yang lapuk. Warnanya coklat kehitaman, sering digunakan untuk sup. Saat ini juga telah banyak dibudidayakan.
3) Pleurotes (jamur kayu). Juga dapat dimakan. Di alam, jamur ini tumbuh di kayu lapuk. Untuk menanamnya diperlukan media dari serbuk gergaji.
4) Amanita phalloides (jamur beracun). Hidup di tanah, berwarna putih atau merah.
5) Exobasidium vexans, hidup parasit pada tanaman teh.
6) Corticium salmonella (jamur upas), hidup parasit pada batang pohon buah-buahan, dan karet.