A. Ganggang
Dalam buku-buku lama yang masih menggunakan klasifikasi dengan dua, tiga atau empat kingdom, ganggang dimasukkan sebagai bagian dalam kingdom Plantae. Dengan klasifikasi sistem 5 kingdom, ganggang bukan nama takson dan tidak masuk dalam kingdom Plantae. Ganggang masuk dalam kingdom Protista, karena ciri-cirinya: tubuh tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi yang banyak sel ini sel-selnya tidak berdiferensiasi membentuk jaringan khusus. Ganggang atau sering pula disebut alga dapat ditemukan di air tawar, air laut, menempel pada tempat-tempat yang basah atau lembap. Kalau kalian menemukan air di akuarium atau kolam berwarna hijau, warna itu disebabkan oleh warna dari ganggang. Seringkali ganggang juga mengakibatkan lantai kamar mandi berwarna hijau dan air di sawah berwarna hijau atau kuning. Kadang-kadang lantai yang ditumbuhi ganggang terasa licin, karena koloni ganggang menghasilkan lendir.
Seringkali kita salah kaprah menyebut ganggang dengan nama “lumut”, padahal yang kita maksud sebenarnya adalah ganggang. Tumbuhan lumut banyak dijumpai di atas batubata berwarna hijau seperti beludru. Lumut tidak digolongkan ke dalam kingdom protista tetapi pada kingdom Plantae (tumbuhan).
Bentuk tubuh ganggang ada yang bersel tunggal (uniseluler) dan ada yang tubuhnya tersusun atas banyak sel (multiseluler). Ukuran tubuhnya ada yang mikroskopis, misalnya pada ganggang hijau dan ganggang keemasan, tetapi ada pula yang dapat dilihat dengan mata telanjang, misalnya ganggang coklat dan ganggang merah. Ganggang yang multiseluler ada yang berbentuk seperti benang, lembaran, dan koloni sel-sel. Sel-sel ganggang dikelilingi oleh dinding sel sehingga memiliki bentuk yang tetap. Inti sel (nukleus) merupakan jenis eukarion, artinya nukleusnya diselubungi oleh membran nukleus.
Di dalam sel ganggang terdapat berbagai plastida, yaitu organela sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastida yang terdapat pada ganggang terutama adalah kloroplas. Kloroplas mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Oleh sebab itu, ganggang bersifat autotrof artinya dapat menyusun makanan sendiri yang berupa zat organik dari zat-zat anorganik.
Di lingkungan perairan di sekitar kita terdapat banyak sekali ganggang. Perairan yang berwarna hijau seringkali banyak ditumbuhi ganggang hijau. Perairan yang berwarna kekuning-kuningan banyak ditumbuhi ganggang keemasan. Lakukan kegiatan berikut untuk mengenal dan mengidentifikasi ganggang apa saja yang ada di perairan di lingkungan kalian. Ganggang hijau dan ganggang kekemasan banyak terdapat disekitar kita. Sedangkan ganggang api, ganggang coklat dan ganggang merah lebih banyak ditemukan di air laut. Oleh sebab itu jika kalian ingin mengamati bagaimana bentuk, rupa, struktur dan ciri-ciri ganggang ganggang api, ganggang coklat dan ganggang merah, kalian perlu pergi ke laut. Ajaklah gurumu ke laut untuk mengamati ganggang yang ada di laut.
Berdasarkan pigmen yang dikandungnya ganggang dibedakan menjadi beberapa Ganggang hijau, ganggang coklat, ganggang keemasan, dan ganggang merah.
B. Jamur
Kalian tentu tidak asing lagi dengan jamur. Jamur ada yang dapat dimakan misalnya jamur merang, jamur kuping, Jamur juga merupakan organisme pembusuk yang penting dalam menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Juga banyak jamur yang merugikan kita karena menyebabkan penyakit pada manusia, misalnya penyakit panu, kadas, dan keputihan. Jamur juga banyak yang menjadi musuh petani karena menyebabkan kebusukan pada akar, batang, daun dan buah tanaman.
Apakah jamur itu? Jamur atau kulat (bahasa Madura, Melayu) atau fungi merupakan organisme bersel tunggal atau ada pula yang bersel banyak. Jamur bersifat eukariotik, dan tidak berklorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas khitin. Karena sifat-sifatnya itu, yaitu mengandung kitin, eukariotik dan tidak berklorofil, jamur dikelompokkan dalam Kingdom tersendiri yaitu Kingdom Fungi. Hal ini disebabkan karena jamur tidak dapat dikelompokkan ke dunia hewan maupun tumbuhan.
Karena tidak berklorofil, jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya; misalnya hidup secara saprofit, artinya hidup dari penguraian sampah-sampah organik misalnya bangkai, sisa tumbuhan, makanan, kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik.
Jamur uniseluler misalnya ragi atau Saccharomyces dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler
misalnya jamur tempe dapat menguraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino. Bagaimana cara sel-selnya menguraikan bahan makanan itu? Jamur tidak memasukkan molekul-molekul besar ke dalam sel-selnya. Makanan itu dicerna di luar sel sehingga disebut pencernaan ekstraseluler, seperti pada bakteri. Caranya, sel-sel jamur mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana. Jika sudah tercerna, zat makanan itu masuk ke dalam selnya secara osmosis. Osmosis adalah berpindahanya zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui membran.
Karena kemampuannya menguraikan bahan organik itulah maka jamur tergolong pengurai. Demikian pula bakteri. Tanpa adanya pengurai, niscaya lingkungan kita dipenuhi oleh sampah, bangkai, dan bahan-bahan organik lainnya yang tak teruraikan.
Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang disebut benang hifa. Dilihat dengan mikroskop, hifa ada yang bersekat-sekat melintang. Tiap-tiap sekat merupakan satu sel, dengan satu atau beberapa inti sel. Ada pula hifa yang tidak bersekat melintang, yang mengandung banyak inti dan disebut senositik. Ada tidaknya sekat melintang ini dijadikan salah satu dasar dalam penggolongan jamur. Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai miselium. Miselium inilah yang tumbuh menyebar di atas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya. Selain itu, hifa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh menjulang ke atas menjadi sporangiofor yang artinya pembawa sporangium. sporangium artinya kotak spora. Di dalam sporangium terisi spora. Ada pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor yang artinya pembawa konidia, yang dapat menghasilkan konidium. Pengertian konidium akan dijelaskan kemudian.
Jamur diklasifikasikan berdasarkan cara reproduksi dan struktur tubuhya. Dalam pustaka lama yang menggunakan sistem dua kingdom, fungi dimasukkan dalam kingdom plantae. Dalam sistem 4 kingdom, fungi merupakan kingdom tersendiri dengan lima filum/divisi. Tetapi dalam sistem lima kingdom, seperti yang digunakan dalam buku ini, jamur lendir dan jamur air tidak dimasukkan sebagai jamur, tetapi merupakan protista. Karena itu filum yang masuk dalam kingdom fungi adalah filum/divisi Phycomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota.