Persepsi pada dasarnya adalah suatu yang sangat pribadi
sifatnya dan merupakan bagian penting dalam proses tingkah prilaku. Jadi
persepsi seseorang adalah merupakan proses yang aktif dan memegang peranan
bukan hanya stimulus atau rangsangan yang menanganinya, motivasi, dan sikap-2
yang relevan terhadap stimulus tersebut.
Persepsi yaitu sebagai suatu pengalaman tentang objek peristiwa
atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Persepsi juga dapat diartikan sebagai suatu proses
memberikan makna pada stimulus indrawi. Rahmat (dalam Alex Sobur, 2009; 446) .
Sedangkan Rahman S, (2008; 110) mendefinisikan bahwa,
persepsi adalah sebagai proses yang menghubungkan dan mengorganisir data-data
indra kita (pengindraan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingan dapat
menyadari disekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri.
Persepsi itu lahir akibat adanya rangsangan atau stimulus
yang datang dari luar, artinya apa yang diterima dan mendatangkan arti melalui
proses, dibandingkan antara pengalaman masa lampau dengan apa yang sedang
terjadi atau diamati. Siswa merupakan objek sentral dari proses belajar
sehingga berhak melakukan tanggapan atau persepsi terhadap proses ini. Belajar
adalah proses kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada siswa itu
sendri, jadi pembentukan kepribadian mahasiswa.
Menurut Robins dalam Rafy Aspuri (2009; 294) persepsi adalah
sebagai suatu proses cara masing-masing individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan. Persepsi
adalah cara seseorang menerima informasi atau menangkap seseatu hal, secara
pribadi atau individu. Persepsi-persepsi ini membentuk apa yang dipikirkan,
mendefinisikan apa yang penting dan selanjutnya juga akan menentukan bagaimana
mengambil keputusan.
Menurut Gregorc (dalam Rafi Sapuri, 2009; 294-295) persepsi
yang dimiliki setiap pikiran/pribadi ada dua macam, yakni persepsi konkret dan
persepsi abstrak.
1.
Persepsi kongkret, membuat anak lebih cepat
menangkap informasi yang nyata dan jelas, secara langsung melalui kelima
inderanya, yaitu penglihatan, penciuman, peraba, perasa, dan pendengaran.
2.
Persepsi abstrak, memungkinkan anak lebih cepat
dalam menangkap sesuatu yang abstrak/kasat mata dan mengerti atau percaya pada
apa yang tidak biasa dilihat sesungguhnya. Sewaktu anak menggunakan persepsi
abstrak ini, mereka menggunakan kemampuan intuisi, intelektual, dan imajinasi.
Kunci ungkapannya “sesuatu tidaklah
seperti apa yang dilihat”.
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi ke dalam otak manusia. Persepsi sangat penting dalam pengajaran,
menghindari salah satu pengertian merupakan hal yang harus dapat dilakukan oleh
seseorang guru, sebab salah pengertian akan mnjadikan mahasiswa belajar sesuatu
yang keliru atau yang tidak relevan. (Slameto, 2003) h. 102
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya persepsi
seseorang, baik yang bersifat interen maupun ektern, yaitu sebagai berikut:
1. 1. Pengalaman
Pengalaman merupakan sesuatu yang pernah
dialami pada masa lampau. Pengalaman tersebut turut mempengaruhi persepsi
terhadap objek yang diamati. Semakin banyak dan luas pengalaman seseorang maka
semakin tajam dan berarti pula kemampuan persepsi terhadap objek yang mereka
amati.
2. 2. Sosialisasi
Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses
belajar yang bersifat khusus. Di dalam mempelajari suatu objek tidak lepas dari
kebiasaan, sikap, ide-ide, dan pola-pola yang dianut oleh orang lain.
3. 3. Pemikiran
Persepsi turut pula dipengaruhi oleh
wawasan pemikiran tentang obyek yang diamati serta manfaat bagi diri dan
lingkungan, maka persepsi terhadap sesuatu akan sangat mempengaruhi sikap
seseorang terhadap obyek tersebut.
4. 4. Pengetahuan
Pengetahuan terhadap obyek yang diamati
sangat diperlukan dalam memberi arti terhadap obyek tersebut. Pengetahuan
terhadap obyek yang dimaksud tentu tidak lepas dari faktor cakrawala,
sosialisasi, dan pengalaman. Tingkat pengetahuan terhadap suatu obyek dalam
memikirkan dan menganalisis dipengaruhi oleh faktor latar belakang dan tingkat
pengetahuan seseorang.