Ibarat melakukan kegiatan dalam suatu pekerjaan diperlukan keterampilan. Seorang penjahit melakukan kegiatan seperti; pengukuran, pemotongan, pembuatan model, dan menjahit untuk menggabungkan potongan kain menjadi sebentuk pakaian yang bagus. Dalam melakukan kegiatan tersebut diperlukan keterampilan, misalnya keterampilan mengukur, menggunting, membuat model, dan sebagainya.
Seorang ilmuwan (saintis) melakukan serangkaian proses sains atau metode ilmiah sebagaimana yang dikemukakan di atas. Dalam melakukan kegiatan ilmiah juga diperlukan keterampilan. Keterampilan yang diperlukan dalam melakukan kegiatan metode ilmiah disebut sebagai keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains seperti; melakukan pengamatan, keterampilan melakukan pengukuran dengan Sistem Internasional (SI), keterampilan proses klasifikasi, dan sebagainya.
1. Keterampilan Proses Melakukan Pengamatan
Pengamatan merupakan keterampilan proses dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang yang belajar sains. Dengan kemampuan pengamatan yang baik akan mampu mengumpulkan data secara akurat dan lengkap. Data yang akurat dan lengkap serta berkualitas tinggi akan memberikan potret yang utuh tentang objek yang diamati. Dengan demikian simpulan yang dirumuskan berdasarkan data pengamatan yang akurat itu akan akurat pula.
Melalui observasi, kita belajar tentang dunia di sekitar kita yang sangat menakjubkan ini. Orang mengatakan: Indera adalah jendela ke dunia. Kita mengamati benda-benda dan peristiwa maupun gejala-gejala di sekitar kita melalui panca indera yang kita miliki, yaitu: mata sebagai indera pengelihat, telinga sebagai indera pendengar, kulit sebagai indera peraba dan perasa, lidah sebagai indera pengecap, dan hidung sebagai indera pembau.
Melalui indera kita memperoleh informasi. Berdasarkan informasi itu kita termotivasi untuk semakin ingin tahu, kita bertanya, berfikir, membuat penafsiran tentang apa yang kita amati. Selanjutnya kita mengadakan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh informasi lebih banyak atau untuk mencari jawaban pertanyaan kita atau untuk menguji apa yang kita pikirkan dan seterusnya.
Kemampuan melakukan pengamatan adalah keterampilan proses yang paling dasar dalam sains dan sangat penting untuk mengembangkan keterampilan yang lainnya, misalnya keterampilan menafsirkan, keterampilan mengkomunikasikan, keterampilan membuat prediksi, mengklasifikasikan, mengukur, dan sebagainya.
Pengamatan yang dilakukan hanya dengan menggunakan alat indera tanpa mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu, disebut pengamatan pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacu kepada suatu pengukuran baku tertentu disebut pengamatan kuantitatif. Besaran yang diperoleh dari menghitung/mencacah termasuk juga dalam pengamatan kuantitatif.
2. Keterampilan Proses Melakukan Pengukuran dengan Sistem Internasional (SI)
Untuk membantu pengamatan terutama pengamatan kuantitatif, digunakan alat ukur standar. Untuk melengkapikemsmpusn pengamatan seseorang yang belajar sains harus juga terampil mengguanakan alat ukur tersebut.
Kita mungkin sanggat akrab dengan pengukuran yang menggunakan sistem oleh ilmuwan dalam tahun 1795. Pengembangan sistem metrik yang seragam ini telah menggunakan unit pengukuran yang berbeda-beda. Bentuk modern sistem metrik ini dikenal dengan Sistem Internasional (SI), yang sudah diadopsi dan digunakan di seluruh dunia semenjak tahun 1960.
Sistem metrik ini mudah digunakan karena nama unitnya sistematik dan memiliki dasar desimal (10). Sebagai contoh meter adalah unit dasar untuk pengukuran panjang, gram untuk pengukuran massa, dan liter untuk pengukuran volume. Ukuran unit bervariasi dengan mengalikan dengan 10. Awalan digunakan untuk memberi nama unit yang lebih besar atau yang lebih kecil.
3. Keterampilan Proses Melakukan Klasifikasi
Kehidupan ini sebenarnya adalah proses menentukan pilihan. Pada saat menentukan pilihan itulah, klasifikasi menjadi sangat penting. Para ahli berpendapat bahwa untuk memahami sejumlah besar benda atau kejadian, penting untuk menyusun benda-benda itu menurut pola tertentu. Bila kita menyusun benda atau kejadian dengan mengamati persamaan, perbedaan, dan kemudian mengelompokkan benda atau kejadian itu berdasarkan tujuan tertentu. Proses itulah yang disebut dengan penggolongan atau klasifikasi.
Di dalam dunia ilmu pengetahuan, klasifikasi membantu seseorang untuk menyederhanakan objek studinya sehingga mudah dipelajari. Pengelompokkan atau klasifikasi pada hakikatnya adalah mencari persamaan di antara objek yang berbeda, dan mencari perbedaan di antara anggota kelompok objek yang seragam. Persamaan dan perbedaan adalah fakta hasil observasi. Oleh sebab itu, untuk dapat melakukan klasifikasi yang baik, mutlak memerlukan keterampilan pengamatan yang baik pula.