KOLESTEROL dan JALUR PRODUKSI STEROID
Bahan baku hormon steroid adalah
kolesterol. Semua organ penghasil steroid (kecuali plasenta) dapat mensintesis steroid dari
asetat, akan tetapi sebagian besar organ tak mampu memenuhi kebutuhan bahan baku secara lokal dan memerlukan kolesterol dalam sirkulasi. Pembawa kolesterol utama dalam sirkulasi adalah
LDL -
low density lipoprotein.
LDL diambil dari sirkulasi oleh sel – sel steroidogenik dengan menggunakan reseptor permukaan sel yang dapat mengenali protein permukaan yang spesifik pada LDL (
apoprotein ). Setelah berada dalam sel, kolesterol diangkut melalui suatu rangkaian perubahan enzimatik untuk menghasilkan produk akhir hormon steroid :
- Progestin
- Androgen
- Estrogen
- Glukokortikoid (gula )
- Mineralokortikoid (garam)
Semua jaringan penghasil steroid menggunakan molekul prekursor dan enzim dengan urutan yang umum.
Spesifikasi jaringan dihasilkan oleh adanya enzim spesifik dalam rangkaian. Misalnya : gonad berbeda dengan kelenjar adrenal oleh karena ovarium dan testis tidak menghasilkan enzim
21-hidroksilase atau
11β-hidroksilase yang dibutuhkan untuk memproduksi kortikosteroid sehingga gonad (ovarium dan testis) hanya menghasilkan
progestin, androgen dan
estrogen saja.
Selama konversi kolesterol menjadi metabolit steroid, jumlah atom C (karbon) menurun secara bertahap. Progestin memiliki 21 molekul karbon ( C-21 ) ; androgen 19 karbon ( C-19 ) dan estrogen 18 karbon ( C-18 ).
Progestin merupakan prekursor obligat untuk produksi androgen dan estrogen, sedangkan androgen merupakan prekursor obligat untuk memproduksi estrogen.
Setelah
terbentuk
pregnenolon , produksi steroid dapat berlanjut kesalah satu dari 2 jalur, melalui
progesteron atau
17 α-OH pregnonolon
LOKASI PRODUKSI
OVARIUM
Produksi steroid dalam ovarium terjadi pada
sistem dua sel. Sel teka menghasilkan androgen. Androgen berdifusi kedalam sel granulosa dan di konversi menjadi estrogen.
Sel teka merespon LH dengan meningkatkan jumlah reseptor LDL dan kemudian memasukkan kolesterol ke dalam sel.
Keberadaan LH juga menyebabkan peningkatan produksi androgen. Ketika androgen berdifusi kedalam sel granulosa, androgen mengalami metabolisme oleh aromatase menjadi estrogen.
FSH memicu aktivitas aromatase dalam sel granulosa sehingga meningkatkan konversi androgen menjadi estrogen.
TESTIS
Di dalam testis, produksi androgen sebagian besar terjadi dalam
sel Leydig di bawah pengaruh LH. Androgen masuk sirkulasi secara langsung atau melakukan difusi ke
sel Sertoli terdekat.
Sel Sertoli akan mengubah androgen menjadi estrogen. Mekanisme produksi steroid dalam testis mirip dengan yang terjadi dalam ovarium.
KELENJAR ADRENAL
Produksi hormon seks oleh adrenal sebagian besar merupakan produk samping biosintesa kortikosteroid. Kontribusi steroid seks adrenal terhadap steroid seks total dalam sirkulasi umumnya sangat sedikit kecuali dalam keadaan tertentu.
Ovarium wanita pasca menopause tidak lagi memproduksi hormon steroid dalam jumlah yang cukup sehingga produksi androgen adrenal secara klinis menjadi lebih berarti.
Pada masa kehamilan, plasenta tidak dapat mensintesis kolesterol dari asetat sehingga pembentukan kolesterol bergantung pada androgen adrenal dari ibu maupun janin.
Kadar kortisol yang rendah memberikan umpan balik untuk meningkatkan produksi glukokortikoid adrenal. Bila terjadi defisiensi
21 – hidroksilase terjadi pada janin perempuan, maka peningkatan produksi androgen akan menyebabkan
maskulinisasi genitalia eksterna yang dikenal dengan
sindrom hiperplasia adrenal kongenital.
Demikian pula halnya dengan kelainan diferensiasi dan perkembangan seksual pada pria dapat diakibatkan oleh defek genetik pada produksi androgen.
Sumber