Adalah tanaman asli daerah yang luas dari Mexico. Ini biasanya terjadi di sekitarsungai kering. Itu tumbuh tinggi 2-6 m, dengan penyebaran untuk mendirikan cabang. Daunnya berpasangan atau whorls dari tiga, tebal dan kasar, hijau gelap, sempit berbentuk pisau pembedah, 5-21 cm dan lebar 1-3,5 cm, dan dengan seluruh margin. Bunga-bunga tumbuh dalam kelompok pada akhir masing-masing cabang; mereka putih, merah muda, merah atau kuning, diameter 2,5-5 cm, dengan sangat 5-lobed corolla dengan pinggiran daun mahkota bundar pusat tabung. Mereka sering kali, tetapi tidak selalu, beraroma manis. Buah kapsul sempit panjang 5-23 cm, yang terbuka pada saat jatuh tempo perpecahan untuk melepaskan banyak biji berbulu halus.
Oleander tumbuh dengan baik di daerah subtropis hangat, dimana secara luas digunakan sebagai tanaman hias di lanskap, taman, dan di sepanjang pinggir jalan. Ini adalah kekeringan toleran dan akan mentolerir cahaya embun beku sesekali ke -10 ° C. [5] Hal ini biasanya digunakan sebagai
ansekap jalan bebas hambatan di median di California dan musim dingin ringan-negara bagian di Amerika Serikat Continental karena mudah dikelola-itu rusa tahan dan toleran terhadap tanah miskin dan kekeringan. Oleander juga dapat tumbuh di iklim dingin di rumah kaca dan conservatories, atau sebagai tanaman indoor yang dapat disimpan di luar di musim panas. Bunga oleander mencolok dan wangi dan ditanam untuk alasan ini. Lebih dari 400 kultivar telah bernama, dengan beberapa tambahan warna bunga tidak ditemukan dalam tumbuhan liar yang telah dipilih, termasuk merah, ungu, merah muda dan oranye, putih dan berbagai pink adalah yang paling umum. Banyak kultivar juga memiliki bunga ganda. Tumbuh tanaman muda terbaik di ruang-ruang di mana mereka tidak harus bersaing dengan tanaman lain untuk nutrisi.
Ada beberapa komponen racun yang terkandung pada tanaman oleander ini diantaranya oleandrin dan neriine yang masuk golongan
cardiac glycoside, suatu zat yang menyebabkan perlambatan denyut jantung dan gagal jantung. Kulit batang pohon (
bark) Oleander ini mengandung zat racun
rosagenin yang memiliki daya kerja seperti
strychnine. Anak-anak yang gemar memetik daun atau bunga dan mengisap-isap atau mengunyahnya, adalah mahluk yang paling beresiko mengalami keracunan. Satu lembar saja dari daun Oleander yang dimakan oleh balita dapat berakibat fatal (mematikan). Gejala keracunan segera akan timbul segera setelah memakan bagian dari tanaman Oleander, diantaranya mual dan muntah, sakit perut dan diare, mata menjadi kabur, denyut jantung melambat, koma dan akhirnya kematian.
Yang memprihatinkan, tanaman Oleander ini sekarang dipakai sebagai alat untuk bunuh diri, khususnya di kawasan India Selatan dan Srilangka. Di Srilangka misalnya, sebelum tahun 1980, tidak pernah ada catatan medis di rumah sakit kematian karena racun Oleander. Pada tahun itu, diberitakan secara besar-besaran di media tentang kematian dua orang gadis yang dengan sengaja memakan biji Oleander kuning untuk bunuh diri. Semenjak kejadian itu, angka bunuh diri dengan Oleander terus meningkat dan dewasa ini di Srilangka rata-rata 2.000 orang tewas setiap tahun karena keracunan Oleander. Racun Oleander ini dipakai bukan saja untuk bunuh diri (suicide), tetapi juga untuk membunuh orang (homicide) dan untuk menggugurkan kandungan (abortion).
Pengeringan daun, biji dahan tanaman ini tidak mengurangi kadar toksisitasnya. Bahkan madu yang dihasilkan oleh lebah yang mengisap nektar dari bunga Oleander ini juga beracun untuk dikonsumsi. Yang cukup mengherankan, daun-daun tanaman yang berasa manis ini, dapat menewaskan seekor kuda bila terlambat diberikan pertolongan darurat (100 gram zat toxin ini sudah cukup untuk mematikan seekor kuda dewasa).
Cara pengobatan akibat keracunan Oleander ini adalah dengan merangsang muntah (induced vomitting), pembilasan lambung (gastric lavage), dan pemberian norit (activated charcoal). Permberian norit ini dimaksudkan untuk mengikat zat beracun tersebut sehingga menjadi netral untuk dikeluarkan dari tubuh. Cara yang perlu segera ditempuh, apabila perangsangan muntah tidak berhasil dilakukan, adalah dengan pemberian digoxin immune fab, suatu obat produksi dari GlaxoSmithKline. Untuk negara-negara berkembang seperti India dan Srilangka, pemberian digoxine immune fab tentu mengalami kendala, karena harganya yang cukup mahal.
Oleh karenanya, tindakan preventif perlu dilakukan menghadapi resiko tanaman hias Oleander ini. Apabila di rumah kita masih mempunyai anak-anak balita, sebaiknya tanaman ini ditebang saja. Demikian pula untuk sekolah dasar, lebih bijak bilamana tidak memelihara tanaman Oleander di halaman sekolah. Ada cerita yang belum dapat dikonfirmasi kebenarannya, mengenai sejumlah anak pramuka yang meninggal dunia karena memanggang daging yang ditusuk dengan ranting pohon Oleander. Sekali pun mungkin cerita di atas hanya mitos, tentunya pengenalan pengetahuan tentang bahaya keracunan tanaman Oleander kepada anak-anak perlu disosialisasikan semenjak dini, sehingga dapat dihindarkan kejadian yang tidak diinginkan.
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Nerium
Spesies: Nerium oleander L.
http://kebunrayaenrekang.com/
kesehatan.kompasiana.com/
http://www.plantamor.com/