Pada pemeriksaan refleks ini, kita memerlukan alat – alat laboratorium berupa, yaitu palu perkusi, jarum, dan baki alat. Tujuan dilakuannya pemeriksaan untuk memngetahui bagaimana refleks fisiologis dan melihat ada tidaknya gangguan kodnuksi impuls pada system saraf. Pada postingan kemaren saya telah membahas apa definisi refleks dan jenis – jenis refleks. Untuk postingan sekarang kita mencoba membahas “Pemeriksaan Refleks Fisiologis” yang telah saya praktek kan kemarin.
Nah untuk lebih jelas bagaimana langkah – langkah untuk mengetahui pemeriksaan refleks fisiologis ini, kali ini akan coba saya bahas, dan mudah – mudahan nantinya dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dalam pemeriksaan refleks fisiologis ini, dimana ada beberapa tahap pemeriksaan refleks, yaitu:
a. Refleks Kulit Perut (RKP)
Pertama orang coba berbaring terlentang dengan kedua tangan terletak lurus disamping badan. Kemudian goreslah kulti daerah abdomen dari lateral kea rah umbilicus. Respon yang terjadi berupa kontraksi otot dinding perut.
b. Knee Pess Refleks (KPR)
Orang coba disuruh duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua tungkai akan tergantung bebas atau orang coba berbaring terlentang dengan fleksi tungkai pada sendi lutut. Kemudian ketuklah tendo patella dengan hummer atau palu perkusi sehingga terjadi ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps.
c. Achilles Pess Refleks (APR)
Tungkai difleksikan pada sendi lutut dan kaki didorsofleksikan. Kemudian ketuklah tendo Achilles, sehingga terjadi plantar flexi dari kaki dan kontraksi otot gastroknemius.
d. Refleks Biseps (RB)
Lengan orang coba setengah difleksikan pada sendi siku. Kemudian ketuklah pada tendo biseps akan menyebabkan fleksi lengan siku dan tampak kontraksi otot biseps.
e. Refleks Triseps (RT)
Lengan bawah difleksikan pada sendi siku sedikit dipronasikan. Kemudian ketuklah pada tendo otot triseps 5 cm diatas siku akan menyebabkan ekstensi tangan dan kontraksi otot triseps.
f. Withdrawl Refleks (WR)
Lengan orang coba diletakkan diatas meja dalam keadaan ekstensi. Tunggulah sampai orang coba tidak melihat saudara. Kemudian dengan hati – hati dan cepat tusuklah orang cobapada kulit tangannya dengan jarum suntik steril, atau jarum yang telah disediakan khusus, tusuk sehalus mungkin agar tidak meulaki orang coba. Respon berupa fleksi lengan tersebut menjauhi stimulus.
Perlu kita ketahui dalam stimulus refleks yang terjadi berhubungan erat dengan system saraf.
Berdasarkan fungsinya system saraf dibedakan atas 3 macam, yaitu:
1. Sel Saraf Sensorik
Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan) ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Sel saraf sensorik disebut juga sel saraf indera, karena berhubungan dengan alat indera.
2. Sel Saraf Motorik
Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa rangsangan dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju ke atau kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat penggerak.
3. Sel Saraf Penghubung
Sel saraf penghubung disebut juga sel saraf konektor, hal ini disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.
Jalannya impuls dari reseptor sampai organ efektor dari refleks kulit perut (KPR), yaitu dari rangsangan (goresan kulit abdomen) impuls - reseptor - saraf sensorik/afferent - medula spinalis (perut bagian bawah, tengah dan atas) - nerfus asesori/perantara - saraf motorik - efektor (kontraksi otot dinding perut).