Timbulnya kelainan pada janin yang menimbulkan kecacatan pada bayi dipicu oleh buruknya gaya hidup ibu, tidak stabilnya kondisi kejiwaan serta tidak sehatnya kondisi lingkungan.
Pengajar Bagian Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Yayi Suryo Prabandari menyatakan hal itu belum lama ini.
Yayi menegaskan, secara umum kebutuhan gizi bagi janin yang didapat dari asupan makanan ibu. Sehingga, dibutuhkan gizi seimbang bagi ibu hamil agar dapat melahirkan generasi yang berkualitas.
Namun, sayangnya, pengetahuan tentang kebutuhan gizi seimbang tidak cukup membuat seorang calon maupun ibu bisa melakukannya. Di Indonesia, menurutnya, masih banyak warga masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sementara, mereka yang golongan ekonominya menengah ke atas, tidak menyadari kebutuhan gizi untuk tubuh dan bayinya.
Menurut dia, orang yang ekonominya tergolong mampu, belum tentu mengasup gizi yang baik, karena buruknya gaya hidup mereka.
"Banyaknya makanan awetan yang dijual di pasaran, sering menjadi pilihan para wanita yang bekerja," sambungnya.
Yayi juga menghimbau masyarakat untuk menghindari mengkonsumsi gorengan yang banyak dijajakan di pinggir jalan. Pasalnya, makanan murah meriah ini diolah dengan menggunakan minyak bekas pakai yang dijual murah di pasar. Pada makanan itu banyak mengandung bahan tambahan yang membahayakan, dan juga mengandung karsinogen (zat pemicu kanker) seperti MSG, bahan pewarna dan pengawet. Semua bahan itu tidak baik bagi manusia, terlebih ibu hamil.
Komposisi gizi yang seimbang dalam kuantitas dan kualitas, menurut dia antara lain harus mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lemak. "Semuanya dapat diperoleh dari produk nabati dan hewani dengan jumlah yang seimbang pula, meskipun diantara produk hewani tersebut ada pula yang dapat digantikan oleh produk nabati," katanya.
Hindari Stres
Selain pengaruh gaya hidup, kondisi kehamilan dipengaruhi pula oleh kondisi kejiwaan ibu yang juga didukung oleh suami dan anggota keluarga yang lain. "Stres yang biasanya lebih mudah menyerang wanita, terutama yang berkarir, disinyalir menjadi penyebab banyaknya terjadi kelainan pada bayi yang dikandungnya, terutama kelainan mental," sambung dia.
Ia melihat ibu yang memiliki kemauan dan kesiapan mental pasti akan lebih sadar dan mematuhi segala aturan yang ditetapkan untuk kesehatan diri dan bayinya. Dukungan yang kuat dari orang-orang di sekitarnya juga akan sangat membantu.
Lingkungan Kondusif
Kelestarian lingkungan juga memegang peranan penting untuk melahirkan generasi baru yang sehat. Ia mencontohkan kondisi buruk yang dialami oleh Yogyakarta, seperti rendahnya kualitas air bersih yang hanya mencapai 30 persen kualitas layak minum. Selain itu, menurutnya, juga banyaknya paparan asap dan pengaruh buruk seperti radiasi televisi, komputer dan sebagainya.
Tips....
Namun, menurut dia, para ibu hamil maupun calon ibu tidak perlu takut, karena sebenarnya kehamilan dapat dipersiapkan seoptimal mungkin satu atau dua bulan sebelumnya, demi generasi yang berkualitas. "Yakni dengan menjadi lebih bijak dalam menjalani hidup, dan segera meninggalkan kebiasaan yang merugikan," sambungnya.
Selain itu, ia berharap para wanita dapat menjaga kondisi kejiwaannya, karena wanita memiliki hormon yang sering sangat berpengarup pada tingkat emosi.