Dalam mempelajari tumbuhan dari segi hortikultural, agronomi, patologi, maupun ekologi, senantiasa diperlukan pemahaman mengenai bentuk dan struktur tumbuhan sehubungan dengan fungsinya.
Dalam hubungan dengan antar ilmu, anatomi tumbuhan berperan penting. Tafsiran yang sesungguhnya dari fungsi bagian tumbuhan bertumpu pada pengetahuan yang baik tentang sel dan jaringan yang berkaitan dengan fungsi tersebut. Contohnya adalah pada fotosintesis, gerakan air, translokasi makanan, dan penyerapan oleh akar. Dalam patologi tumbuhan, pengaruh penyakit tak dapat dipahami dengan baik tanpa memahami struktur normal jaringan yang terserang. Selain itu, penangkisan efek penyakit atau parasit, bahkan kerentanan terhadap penyakit itu sendiri dapat terungkap oleh adanya perubahan struktur atau kekhasan struktur inang. Keberhasilan atau kegagalan praktek hortikultura seperti pemangkasan, penempelan, propagasi vegetatif, dan peristiwa pengiringnya seperti pembentukan kalus, penyembuhan luka, regenerasi, dan perkembangan akar dan tunas baru, akan lebih berguna jika sifat struktur yang melandasi semua peristiwa itu dipahami dengan benar.
Salah satu segi penelitian tumbuhan yang mutakhir adalah kajian tentang perkembangan dan organisasi yang dilakukan berdasarkan korelasi antara perubahan biokimiawi dan struktur dalam tanaman percobaan. Korelasi ini lebih meluaskan pemahaman tentang struktur yang berkembang dibandingkan dengan hasil yang didapat dengan hanya memperhatikan perubahan biokimiawi yang mengungkapkan informasi tentang jumlah, ukuran, dan struktur sel.
Sumber:
Hidayat, Estiti B. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Jurusan Biologi, FMIPA. ITB Bandung. 1995